laman

SEMINAR INTERNASIONAL “TERM OF REFERENCE DISKUSI DINAMIKA MASYARAKAT ISLAM DI ASIA TENGGARA”


Rabu, 24 Mei 2017, Pimpinan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan Royal Academy of Cambodia di Phnom Pehn mengadakan Seminar Internasional dengan tema Term of Reference diskusi Dinamika Masyarakat Islam di Asia Tenggara. Dengan Key Note Speaker:  Prof. Dr. M. Zain Musa (RAC), Dr. Abdul Fattah Santoso, M.Ag. (FAI UMS), Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag. (FAI UMS), Dr. Imron Rosyadi, M.Ag. (FAI UMS), Drs. Zainal Abidin, M.Pd. (FAI UMS). Moderator: Drs. Maarif Jamuin, M.Si.

Pemaparan materi seminar sebagaimana berikut:
Islam Asia Tenggara sangat dinamis dan kaya dengan warisan (legacy) dalam berbagai kehidupan sejak dari keagamaan dengan berbagai wacana intelektualisme, praksis agama, dan lembaga (pendidikan, dakwah, dan filantropi), tradisi sosial-budaya, politik, dan ekonomi. Dinamika dan kekayaan Islam Asia Tenggara itu sangat  berbeda denganIslam di wilayah-wilayah lain.
Warisan Islam Asia Tenggara mulai terbentuk ketika Islam datang dan menyebar sejak akhir awal abad ke-12 dan ke-13 dan kemudian terus menemukan momentumnya di tengah kehadiran beberapa kekuatan kolonialisme Eropa sejak dari Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris pada awal abad ke-16. Pembentukan itu banyak diwarnai sifat penyebaran Islam yang damai, akomodatif dengan tradisi sosial-budaya lokal, dan berangsur-angsur dalam abad-abad selanjutnya sampai masa sekarang.
Pada satu segi, vernakularisasi dan indigenisasi Islam yang juga terus berlangsung membuat agama ini
 embedded atau melekat dan menyatu dengan sistem sosial budaya lokal. Tetapi, pada segi lain, hubungan dan jaringan dengan Islam di Arabia khususnya mendorong terbentuknya ortodoksi Islam sejak masa awal pula yang terus menguat dari waktu ke waktu.
Dengan demikian, perkembangan dan dinamika Islam Asia Tenggara di masa kontemporer menunjukkan banyak kontinuitas —kesinambungan dengan warisan tradisi keagamaan, sosial-budaya, dan politik. Pada saat yang sama juga terjadi banyak perubahan, baik melalui pembaruan keagamaan yang biasa disebut tajdid maupun islah, reformasi ke arah lebih baik. Perubahan berkesinambungan secara keseluruhan memperkuat Islam dan memberdayakan kaum Muslimin ke tingkat yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya (beyond imagination).
Jadi, tidak ragu lagi periode 20 tahun terakhir merupakan salah satu tahap sangat penting dalam dinamika Islam Asia Tenggara. Masa 20 tahun terakhir ditandai banyak kemajuan kaum Muslim di negara-negara Asia Tenggara di mana kaum Muslim menjadi mayoritas penduduk di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Sebaliknya, mereka menjadi minoritas di Filipina, Thailand, Singapura, Kamboja, atau Myanmar.
Di tengah banyak perubahan luas dan berdampak panjang, masih sedikit kajian, penelitian, dan pembicaraan yang mengkaji secara komprehensif dinamika kontinuitas dan perubahan Islam Asia Tenggara. Dalam konteks itulah perlu melakukan kajian mendalam tentang dinamika Islam di Asia Tenggara.


Kajian Islam Asia Tenggara mencakup pembahasan dari berbagai aspek kehidupan dan dinamika Islam kawasan ini. Pembahasan bermula dari pendekatan dalam kajian Islam Asia Tenggara; kecenderungan baru gerakan Islam; penemuan kembali warisan dan tradisi; tradisionalisme dan modernisme Islam; politik dan demokrasi; ekonomi, perbankan Islam dan konsumerisme; identitas Islam di ranah publik; gender dan feminisme; pendidikan Islam; dakwah kontemporer; hukum Islam dan syariah; kaum minoritas dalam Islam/kaum Muslimin; hubungan intra dan antaragama; sufisme dan tasawuf transnasional; manuskrip; hubungan internasional; dan isu-isu global.